Tehnik �awake craniotomi� Kasih Ibu Hospital Denpasar sesuai dengan visinya untuk menjadi rumah sakit yang terdepan dalam mutu telah melakukan operasi bedah saraf sejak tahun 1992 dan sampai sekarang telah menangani banyak kasus bedah saraf. Kasih Ibu Hospital Denpasar telah melengkapi diri dengan berbagai alat diagnostik canggih seperti MRI yang merupakan satu-satunya di Bali, melengkapi alat-alat untuk meningkatkan keberhasilan operasi dan sejak pertengahan tahun 2008 telah memiliki mikroskop Zeiss OPMI Sensera / S 7 (germany) yang juga merupakan satu-satunya di Bali untuk meningkatkan ketelitian operasi bedah saraf.
Operasi Tumor Operasi tumor otak memerlukan ketelitian yang sangat tinggi untuk menghindari adanya jaringan otak sehat ikut terpotong saat bagian tumor diambil. Berbagai alat bedah dikembangkan sampai alat bantu seperti mikroskop dilibatkan untuk meningkatkan ketelitian tersebut sehingga komplikasi pasca operasi dapat ditekan. Selain faktor alat dan tehnik pembedahan, kondisi pasien yang stabil selama operasi bedah saraf (yang biasanya berlangsung lama) yang didapat dengan tehnik dan obat anestesi yang tepat juga berperan meningkatkan keberhasilan operasi dan menekan komplikasi. Terobosan terbaru dalam tehnik anestesi untuk operasi bedah saraf adalah tehnik �awake craniotomi� atau bedah saraf saat kondisi pasien sadar. Tehnik �awake craniotomy� digunakan untuk menentukan batas antara jaringan otak normal dengan tumor dengan cara memberi rangsangan listrik pada jaringan tersebut. Bila memberi efek seperti diharapkan, berarti jaringan otak normal sehingga perlu dipertahankan, sementara bila tidak bereaksi berarti jaringan tumor yang harus diangkat. Saat pemeriksaan inilah pasien diminta untuk menggerakkan tangan/kaki, berbicara maupun melakukan gerakan lain sesuai fungsi area otak disekitar tumor. Saat pemeriksaan tersebut pasien dapat melakukan gerakan sesuai perintah (sadar), sementara pasien tetap tidak merasakan nyeri maupun hal-hal lain yang menyebabkan tidak nyaman Prosedur Operasi Pasien Tanggal 4 september 2009, seorang pasien dengan tumor otak berhasil dioperasi dengan hasil memuaskan dengan tehnik �awake craniotomy�. Pasien dengan keluhan tidak bisa menggerakkan tangan kanan dan setelah melalui berbagai pemeriksaan diagnostik, disimpulkan terdapat tumor otak di daerah temporal dan direncanakan operasi bedah saraf dengan tehnik anestesi �awake craniotomy�. Selama prosedur operasi pasien nyaman dan saat diminta menggerakkan keempat anggota gerak, pasien dapat mengikuti perintah sehingga berhasil ditentukan batas antara jaringan otak normal dengan jaringan tumor dimana jaringan tumor pada pasien ini menekan daerah pusat gerak. Dengan batas yang telah jelas selanjutnya pengangkatan jaringan tumor dapat dilakukan dengan maksimal. Selesai operasi, pasien dirawat di ruang ICU dan mulai sadar dengan nyaman tanpa komplikasi dan sehari kemudian dapat menggerakkan tangan kanannya jauh lebih baik dibandingkan sebelum operasi. Dengan fisioterapi intensif diharapkan kekuatan tangan kanan tersebut akan makin baikThis is your new blog post. Click here and start typing, or drag in elements from the top bar.
Operasi Tumor Operasi tumor otak memerlukan ketelitian yang sangat tinggi untuk menghindari adanya jaringan otak sehat ikut terpotong saat bagian tumor diambil. Berbagai alat bedah dikembangkan sampai alat bantu seperti mikroskop dilibatkan untuk meningkatkan ketelitian tersebut sehingga komplikasi pasca operasi dapat ditekan. Selain faktor alat dan tehnik pembedahan, kondisi pasien yang stabil selama operasi bedah saraf (yang biasanya berlangsung lama) yang didapat dengan tehnik dan obat anestesi yang tepat juga berperan meningkatkan keberhasilan operasi dan menekan komplikasi. Terobosan terbaru dalam tehnik anestesi untuk operasi bedah saraf adalah tehnik �awake craniotomi� atau bedah saraf saat kondisi pasien sadar. Tehnik �awake craniotomy� digunakan untuk menentukan batas antara jaringan otak normal dengan tumor dengan cara memberi rangsangan listrik pada jaringan tersebut. Bila memberi efek seperti diharapkan, berarti jaringan otak normal sehingga perlu dipertahankan, sementara bila tidak bereaksi berarti jaringan tumor yang harus diangkat. Saat pemeriksaan inilah pasien diminta untuk menggerakkan tangan/kaki, berbicara maupun melakukan gerakan lain sesuai fungsi area otak disekitar tumor. Saat pemeriksaan tersebut pasien dapat melakukan gerakan sesuai perintah (sadar), sementara pasien tetap tidak merasakan nyeri maupun hal-hal lain yang menyebabkan tidak nyaman Prosedur Operasi Pasien Tanggal 4 september 2009, seorang pasien dengan tumor otak berhasil dioperasi dengan hasil memuaskan dengan tehnik �awake craniotomy�. Pasien dengan keluhan tidak bisa menggerakkan tangan kanan dan setelah melalui berbagai pemeriksaan diagnostik, disimpulkan terdapat tumor otak di daerah temporal dan direncanakan operasi bedah saraf dengan tehnik anestesi �awake craniotomy�. Selama prosedur operasi pasien nyaman dan saat diminta menggerakkan keempat anggota gerak, pasien dapat mengikuti perintah sehingga berhasil ditentukan batas antara jaringan otak normal dengan jaringan tumor dimana jaringan tumor pada pasien ini menekan daerah pusat gerak. Dengan batas yang telah jelas selanjutnya pengangkatan jaringan tumor dapat dilakukan dengan maksimal. Selesai operasi, pasien dirawat di ruang ICU dan mulai sadar dengan nyaman tanpa komplikasi dan sehari kemudian dapat menggerakkan tangan kanannya jauh lebih baik dibandingkan sebelum operasi. Dengan fisioterapi intensif diharapkan kekuatan tangan kanan tersebut akan makin baikThis is your new blog post. Click here and start typing, or drag in elements from the top bar.